Saturday 24 September 2011

Ma'had Bani Umar - Subuh menjelang ujian

Pagi itu jam menunjukan pukul 04.30. Adzan Maghrib di Masjid Aisyah Pondok Pesantren Darul ‘Ulum berkumandang. Selang beberapa lama dari arah ndalem terdengar suara bengkiak. Klothak..klothak.. begitulah bunyinya. Dengan mata masih sedikit mengantuk aku bangun dari tidur ‘singkat’ku. Ya aku baru tidur jam 02.00. Hal itu mungkin sudah menjadi hal yang jamak dikalangan pesantren, tidur larut malam bangun pagi – pagi sekali. Tidak heran jika paginya kami para santri – santri masih digelayuti rasa kantuk yang tak tertahankan.
          Pagi itu adalah hari dimana kami akan mengikuti ujian pondok. Ujian pondok ialah salah satu syarat bagi santri Ponpes Darul ‘Ulum untuk mengakhiri studinya. Ujian itu dilaksanakan ketika santriwan dan santriwati sudah berada kelas 3. Bagiku pribadi ini adalah ujian pondok kedua bagiku. Karena sebelumnya aku sudah pernah menempuhnya sewaktu masih duduk dibangku SMP.
          Brak..Brak..!! terdengar suara pintu hasil gebrakan gus Iqbal. Beliau lah ayah kami selama disini. Bernama lengkap KH. Muhamad Iqbal Hasyim, beliau adalah putra dari KH. Hasyim Umar. Sudah hampir 6 tahun saya dididik oleh beliau. Banyak sekali ilmu dan mauidhotul hasanah yang beliau kepada saya dan teman – teman saya. Dan semoga itu semua dapat kami manfaatkan ketika sudah terjun dimasyarakat nanti.
          Saya beranjak dari kasur lusuh yang nikmat berjalan menuju tempat wudlu. Kamarku berada di Lantai 2. Biasa di sebut kamar 3 atau kamar pengurus. Kenapa kamar pengurus ? karena hampir semua yang berada di kamar tersebut semuanya pengurus. Mulai dari Ketua Asrama sampai jabatan yang dibawahnya seperti staff keamanan, kebersihan, dan pengajian. Asrama kami bernama Bani Umar, nama Bani Umar diambil dari keluarga besar Umar yaitu keluarga gus Iqbal. Banyak sekali perubahan di asrama ini. Dulu sewaktu aku masih SMP hanya 6 kamar yang ada di sini, sekarang ada 12 kamar. Dulu santrinya masih sekitar puluhan, namun sekarang sudah mencapai ratusan bahkan hampir 2 ratusan.
          Setelah mengambil air wudlu kupakai perlengkapan sholat dengan membawa kitab shorof aku turun ke aula untuk sholat jama’ah bersama. Sudah menjadi rutinitas sehabis sholat subuh berjama’ah kami para santri Bani Umar melafalkan nadhom – nadhom dari kita shorof ini. Hal ini bertujuan agar kita lebih memudah dalam menghafalkan isi dari kitab tersebut.
          Sehabis sholat subuh gus Iqbal memberikan mauidhotul hasanahnya pada kami yang akan mengikuti ujian pondok. Isi nasihatnya antara lain agar tetap berdo’a dalam mengikuti ujian nanti, minta restu orang tua dan guru, banyak – banyak ziarah ke pesarean poro kiai. Setelah menerima nasihat dari gus Iqbal, kami beranjak ke kamar kami masing – masing untuk mengambil sandal dan yasin. Kami sepakat untuk bersama – sama pergi kepesarean guna meminta restu poro kiai yang sudah sumarih.
          Lantunan ayat suci Al-qur’an dan tahlil menghiasi pesarean waktu itu. Banyak santri yang berdatangan kesini. Maklum karena tidak hanya asrama Bani Umar saja yang mengikuti ujian pondok tetapi semua santri di DU ini. Kurang lebih hampir 4000an santri pada tahun ini yang mengikuti ujian pondok. Dengan dipimpin ketua asrama kami memulai do’a – do’a kami. Dengan membaca surat Yasin, Tahlil dan Istighosah kami memohon kepada Allah SWT untuk diberi kemudahan dalam mengikuti ujian pondok nanti.
          Bersambung… :)