Monday 25 April 2011

Teknologi Jaringan Fiber Optik

Teknologi Jarlokaf adalah teknologi yang sedang berkembang, berbagai metode
transmisi dimungkinkan untuk diterapkan namun jumlah implementasinya masih relatif
terbatas di lapangan. Teknologi jarlokaf yang merupakan teknologi yang telah
dikenal di dunia, yang dibahas dalam teori penunjang ini antara lain :
• DLC ( Digital Loop Carrier )
• PON ( Passive Optical Network )
• AON ( Active Optical Network )

Terdapat teknologi lain yang tidak dibahas, yaitu HFC ( Hybrid Fiber Coax ), namun
mengingat trend perkembangan optik mengarah pada transmisi full optik ( tanpa
melibatkan peran pure - coax ), maka yang dibahas lebih lanjut adalah PON yang
dasar teknologinya mengutamakan jalur transmisi optik hingga bagian terjauh
sentral. Perencanaan jaringan dengan arsitektur FTTx dengan jaringan full optik,
mengintegrasikan teknologi optik yang sudah ada di Indonesia, yaitu DLC atau PON,
sementara AON meskipun baru sebagai wacana, tetapi merupakan trend transmisi full
optik yang ideal untuk perencanaan FTTH. Ruang lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar
pita, dibedakan menjadi dua. Pertama narrow band, dengan transmisi kurang dari 2
Mbps, mampu memberikan layanan voice, data, dan citra baik diam antara lain :
• Jenis jasa dan kapasitas
• Kemudahan operational & Maintenance ( Pengoperasian dan Perawatan )
• Konfigurasi dan kehandalan sistem ( reliability )
• Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard ( compatibility)
• Biaya tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
• Biaya Efektif
Beberapa teknologi Jarlokaf yang sudah dikembangkan, diurut berdasarkan jumlah
implementasi terbanyak beserta kapasitas sistem Jarlokaf,
Digital Loop Carrier (DLC)
Teknologi DLC merupakan hasil teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan.
Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT) dan di sisi
pelanggan (RT). DLC merupakan perangkat yang memultiplexing sinyal keluaran dari
sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2 Mbps di sisi
pelanggan. Jika dibentuk jaringan local tersendiri maka diperlukan dua DLC yang
identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. Konfigurasi DLC terdiri
dari:
a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari:
- Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama
multiplexer (PM).
- Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang
berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2 Mbps) dan
mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.
b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari:
Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer
(PM).
- Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang
berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan
demultiplexing ke sinyal 2 Mbps. Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui
kabel tembaga. Jarak antara CT-DLC ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya
sedang. Untuk daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km.
Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel
fiber optic dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik.
Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan
transmisi SDH.
Fungsi bagian Penyusun DLC (mengacu PPJT-KAF ver1.0) adalah sbb:
• Jarlokaf dengan topologi point-to-point (Single star)
• Terdiri dari dua perangkat utama:
CT (Central Terminal) di sisi sentral, dan
RT (Remote terminal) di sisi pelanggan
• Fungsi CT adalah :
Interfacing dengan sentral lokal
Multiplexer/Demultiplexer
Crossconnect dan Controller
Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
• Fungsi RT adalah :
Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
Multiplexer/Demultiplexer
Interfacing dengan pelanggan
• DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk
gedungbertingkat (high rise building)
AON ( Optical Network Unit )
Teknologi AON mirip dengan teknologi PON, hanya saja perbedaan keduannya terletak
pada splitter yang digunakan. PON menggunakan splitter pasif, sedangkan AON
menggunkan splitter aktif yaitu Acttive Splitting Equipment ( ASE) atau lebih
singkat Active Splitter ( AS). Pada titik percabangan, ASE mempunyai 2 ODN, yaitu
primary ODN dan secondary ODN. ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan
informasi dari dan ke OLT, dari satu atau lebih ONU, dengan Kapasitas sebagai
multiplexer/ demultiplexer serta sebagai intermediate regenerator, inilah mengapa
splitter pada AON bersifat aktif.
Keuntungan yang didapatkan dengan sistem AON adalah :
• Biaya infrastruktur yang felatif murah untuk jangka panjang
• Cakupan daerah pelayanan yang relative lebih luas dibandingkan dengan sistem
copper /
tembaga
• Daerah cakupan yang luas, bisa dilayani dengan didistribusi yang merata. Bagi
pelanggan yang terletak jauh dari node ( rumah gardu), ASE memberikan daya optik
yang lebih besar, sehingga layanan yang diberikan untuk semua pelanggan relative
sama.
• Dapat menempuh jarak yang jauh, lebih jauh daripada PON
Teknologi PON ( Passive Optical Network )
PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang mengandung perangkat optic pasif
dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah
konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Dengan passive splitter
kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas
informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering. Dalam PON
terdapat tiga komponen utama yaitu Optical Line Terminal (OLT), Optical
Distribution Network (ODN) dan Optical Network Unit (ONU). Keluaran dari OLT
ditransmisikan melalui ODN yang menyediakan alat alat tramsmisi optik mulai dari
OLT sampai pelanggan. ONU menyediakan interface pada sisi pelanggan dari
Distribution Point (DS ) dan dihubungakan dengan ODN. Teknologi PON pada dasarnya
adalah teknologi untuk hubungan point to multipoint, dan topologi ini sesuai untuk
melayani kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan hanya menambah
perangkat ONU di lokasi pelanggan. Metode akses yang digunakan pada PON salah
satunya adalah TDM/ TDMA (Time Division Multiplexing/ Time Division Multiplexing
Access). Pada arah downstream, sinyal TDM dari OLT memuat semua informasi
pelanggan dalam slot yang ditentukan dan disebarkan ke semua ONU yang terhubung
oleh OLT.
Tiap ONU hanya mengakses pada slot yang telah ditentukan untuk transmisi. Karena
semua informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengamanan sinyal,
dengan encryption. Pada arah sinyal optik upstream dari setiap ONU ditransmisikan
secara sinkron dengan metoda TDMA untuk menghindari tabrakan, karena jarak antara
OLT dan semua ONU berbeda beda. Sedangkan panjang gelombang yang digunakan untuk
downstream dan upstream pada daerah 1260 nm dan 1360 nm sesuai dengan rekomendasi
ITU-T G 957. Metoda lain yang digunakan adalah SDM (Space Division Multiplexing )
dan WDM ( Wavelength Division Multiplexing), tergantung dari sistem yang
digunakan, apakah simplex, half duplex, atau full duplex. Untuk WDM transmisi dua
arah dapat dilakukan tanpa memerlukan serat tambahan dan tidak meningkatkan bit
rate pada saluran, dengan menggunakan sinyal pada panjang gelombang yang berbeda,
seperti panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm. Sistem PON terdiri dari perangkat
OLT yang dihubungkan dengan sentral lokal ( local exchange ), saatu atau lebih
perangkat ODN

No comments:

Post a Comment